PARTAI politik telah gagal menjadi alat agregasi kepentingan rakyat. Bahkan, kiprah politikus di lembaga resmi demokrasi lebih banyak menyuarakan kepentingan pribadi dan partai ketimbang membawa suara publik. Karena itulah, rakyat memilih organisasi kemasyarakatan (ormas).
Peneliti Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, kemarin, menjelaskan sentimen negatif belum hilang dari memori kolektif publik. Sentimen itu muncul dari retorika parpol dan DPR. Dua lembaga itu tidak mampu menjadi penyambung lidah rakyat.
Salah satu penyebab partai gagal menjadi penyalur aspirasi rakyat ialah partai tidak peduli keinginan masyarakat. Partai asyik dengan keinginannya sendiri. Itulah gambaran yang tampak sangat jelas dari sejumlah hasil survei.
Idealnya, menurut pakar politik Maswadi Rauf, ormas dapat menjadi motivator. Ormas harus bisa melakukan advokasi demi kepentingan rakyat. "Ormas menjadi jawaban atas ketidakpercayaan rakyat terhadap parlemen maupun parpol," katanya.
Setiap ormas, kata Maswadi, mesti mempunyai fokus terhadap masalah yang terjadi di masyarakat sebab DPR terlalu luas mengurus suara rakyat. Ormas tidak bisa membuat keputusan politik, tetapi beberapa permasalahan sosial dapat diselesaikannya.
Dengan berangkat dari keinginan untuk melakukan gerakan perubahan itulah, sejumlah tokoh hari ini mendeklarasikan lahirnya Nasional Demokrat. Gerakan itu dilatarbelakangi tingginya keprihatinan akan arah pergerakan bangsa yang didera masalah politik, ekonomi, dan kesenjangan sosial. Tujuannya mencapai Indonesia yang lebih baik.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR Mahfudz Siddiq sudah menangkap adanya fenomena beralihnya masyarakat ke ormas dan LSM sebagai tempat penyaluran ekspresi politik. Hal itu sekaligus merupakan indikasi menguatnya delegitimasi terhadap parpol.
Ia menjelaskan parlemen jalanan sesungguhnya mencerminkan masih lemahnya fungsi komunikasi politik, advokasi politik, serta agregasi kepentingan masyarakat oleh parpol. "Bahkan, ekspresi yang ditunjukkan masyarakat itu justru lebih sering berisi ketidakpuasan atas kinerja lembaga perwakilan yang berisi orang-orang partai juga," cetusnya.
Pakar politik Iberamsjah menambahkan, parpol sudah hilang harapan menghimpun kembali kepercayaan sosial dan politik masyarakat. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkah laku elite parpol yang tak pantas serta bertentangan dengan aspirasi masyarakat.
"Para anggota DPR yang berisikan orang-orang parpol itu seakan hanya gila hormat saja, tak benar-benar berkompetensi. Adegan yang mereka tampilkan di muka publik sungguh memalukan. Jadi, pantas saja jika masyarakat lebih memilih ormas, LSM, dan organisasi keagamaan dalam menyalurkan aspirasi politiknya," kata Guru Besar FISIP UI tersebut.
Perpindahan wadah aspirasi tersebut ditengarai Iberamsjah akan menggerakkan kekuatan rakyat. DPR, tegasnya, tak hanya sering tak sejalan dengan rakyat, tapi juga justru bertolak belakang.
Setali tiga uang, pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti melihat pengalihan kendaraan aspirasi masyarakat dari parpol ke ormas menegasikan kesungguhan parpol berpihak pada kepentingan masyarakat. Parpol belum maksimal mewujudkan agregasi kepentingan publik
Sumber : Media Indonesia
Blogger Dasboard
Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!
Kumpul Blogger
Mengenai Saya
About this blog
Pengikut
Cari Blog Ini
Shout MIX
Mini Baner KB
Archives
Categories
- akbar (1)
- budiono (1)
- dana century (2)
- gerakan perubahan (1)
- indonesiaku (1)
- mega (1)
- ormas (2)
- parpol (4)
- sby (1)















0 comments